19 August 2006

Sandal Ku

Pada tanggal 16 Agustus 2006 yang telah berlalu, Aku dan Temanku lagi asik mengikuti perlombaan demi perlombaan yang diadakan oleh masyarakat di kampungku.
Walaupun panas terik, debu dari pasir tapi itu Ku nikmati dengan asiknya.
Pakaian bersih jadi kotor tak dihawatirkan, saking asiknya, lupa akan Omelan Orang Tua.
setelah dilalui perlombaan demi perlombaan, tibalah saat untuk bersiap-siap pulang, hari dah mulai sore matararipun tenggelam.

Ketika Aku hendak pulang, aku lupa sendal yang ku pakai tadi pada saat mengikuti jalannya perlombaan, kutaruh dimana? soalnya tadi tuh aku simpan diantara sandal-sandal peserta lomba, beragam jenis dan warnanya apa lagi mereknya.

Yah dari pada kelamaan akhirnya ku pulang saja tanpa sandal. Ketika sudah sampai di rumah orang tua ku bertanya."yanmana sandal mu? Kujawab. anu Mah sandalku ilang ketika ikut perlombaan. mamahku menjawab " Ya udah besok kalo dah beli sandal harus di jaga sebelum kita menyerahkan pada Yang Maha Esa. (Tuhan)" aku menjawab " LOh ko harus dijaga dulu baru bertawaql". ibuku " Karena Tuhan tidak akan menjaga sesuatu barang ataupun yang lainnya jika Orang tersebut belum berusaha sacara maksimal dalam melindungi sesuatu baik itu barang ataupun yang lainnya, jadi sebelum kamu berusaha untuk menjaga sesuatu barang, maka Tuhan tidak akan pernah menjaganya.

Aku sambil termenung.... Oh aku tahu.

01 August 2006

01 Agustus 2006

"Mudah-mudahan awal bulan agustus ini menjadi awal yang penuh kebahagiaan"

Bulan-bulan yang lalu banyak kita liat, kita dengar, bahkan kita sampai tercengan oleh berita yang datang ya dari bumi belahan indonesia tepatnya di pulau Jawa. Belum juga selesai dengan kesedihan kita kepada Warga Aceh, Jogja lalu terjadi lagi yang itupun cukup menghawatirkan sebagian bangsa Indonesia.

Pantai Pangandaran merupakan objek wisata Domestic maupun Mancanegara. Banyak sekali wisatawan Domestik dan Mancanegara, menjadi korban akibat keganasan Ombak Pantai Pangandaran.

Fenomena ini menjadi sesuatu yang harus kita pikirkan guna generasi yang akan datang, masih bisa melihat Pantai Pangandaran.
Sebagai Umat beragama mari kita renungkan kejadian demi kejadian yang tak henti-hentinya ini dalam mensyukuri akan nikmat dan karunia NYA. Ini bukan sekedar diakibatkan oleh bergesernya lempengan bumi, tapi lebih ke bergesernya nilai-nilai moral, aqidah dan akhlak.

Mari Kita ciptakan Pola HIdup Beragama dalam kontek Keberagaman.
Jangan memaksakan Kehendak terhadap orang lain.
Jangan dikaitkan kontek Agama dengan Budaya.
Jangan pula Tradisi (adat istiadat) di akulturasikan dengan Budaya Luar dalam ruang lingkup Globalisasi.
karena Nenek Moyang kita pernah berpesan dalam peribahasnya yang berbunyi " DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DI JUNGJUNG "


01/08/2006
BITHOKS